bloggerflp.id,- Hola Sobat Blogger FLP. Kali ini aku ingin mereview buku kedua karya Zayyin Achmad yang terbit setelah kumpulan puisi “Menjenguk Mantan” beberapa tahun lalu. Jadi sebelum aku kembalikan ke BY Library, ada baiknya kubuatkan review terlebih dahulu agar ada jejak pernah menikmatinya dalam semalam dan hikmah.
Nah, berikut review buku “Ta’aruf Ketika hati Ingin Memiliki” versi N, semoga bermanfaat.
Kelebihan buku
Sesuai judulnya, buku yang memiliki ketebalan 185 halaman ini membahas seputar ta’aruf. Lebih tepatnya pengalaman penulis saat menjalankan ta’aruf untuk menemukan tambatan hatinya. Jadi, isinya dapat dipastikan relate dengan kondisi sekarang. Apalagi trend ta’aruf semakin meningkat dikalangan anak muda, namun masih awam bagi kalangan orang tua.
Penulis mampu meramu bagaimana ta’aruf yang benar secara detail menggunakan bahasa ringan tapi tetap mengandung sastra. Mulai dari pengertian ta’aruf versi Zayyin, alasan hingga rangkaian proses gagal dan menyakitkan tapi harus disampaikan. Bahkan dalam buku terselip beberapa tips untuk calon dan para pelaku ta’aruf sendiri, misal cara menyampaikan menolak melanjutkan proses di kala tidak cocok antara satu dan yang lain di halaman 22.
Selain itu, penulis menyisipkan kutipan veris Zayyin disepanjang halaman buku. Atau lebih tepatnya menjadikan intisari setiap bab pembahasan menjadi satu kutipan bahkan lebih. Sehingga pembaca bisa menjadikan dia poin penting dalam buku dan membagikan ke story mereka setelah membaca.
Memiliki sampul full ungu tua membuat tampilan buku ini elegan, kuat dan dominan menurutku. Ditambah ilustrasi cincin terbang dan tangan kanan yang terikat oleh tali pada jari manis. Seolah menunjukkan perjuangan Zayyin dalam menemukan pemilik cincinnya.
Jadi menurutku, dalam sekali lirik sampul buku ini dengan perpaduan ilustrasi dan judul cukup menarik mata untuk menyelami isinya. Apalagi di halaman belakang ada tulisan -blurb- yang diambil dari kutipan dalam buku.
Kekurangan buku
Menurutku, buku memiliki 29 bab yang ditata berdasarkan kemajuan proses ta’aruf penulis ini ada kalanya membosankan. Karena ditulis terlalu panjang dalam setiap paragraf. Saat kuhitung, salah satunya ada yang lebih 20 baris dalam satu paragraf. Bahkan, ada kalimat memiliki lebih dari 30 kata.
Sehingga untuk pembaca model sepertiku yang lebih nyaman dengan paragraf pendek agak tidak nyaman. Belum lagi pengulangan kata beberapa kali dalam satu kalimat. Meskipun ini adalah gaya penulis dan pengalaman pribadi, adakalanya disesuaikan juga dengan target pembaca.
“Tapi saya harus kembali menegur hati, bahwa saya saya tidak hanya mencari seorang pasangan, tapi juga mencarikan anak menantu buat ibu, restu dan keridaan ibu menjadi syarat utama bagi saya, bagaimana pun sulitnya itu. Dan ikhtiar saya pun berlanjut sampai saya berta’aruf dengan perempuan bernama Mei Hwa.” Halaman 23.
“Hanya sekitar dua detik kami beradu pandang, tapi itu berhasil memberikan luka di hati saya. Tapi saya yakin, perih yang seperti yang akan membentuk saya menjadi manusia kuat, manusia yang tidak pernah takut melawan debar-debar di dalam hatinya sendiri.” Halaman 128.
Kutipan dalam buku kedua Zayyin memang cukup banyak. Namun, menurutku ada beberapa kutipan yang terlalu panjang. Sehingga jika untuk diingat agak sulit bagi pembaca pelupa.
“Cara membaca proposal nikah adalah dengan membaca informasi-informasi yang penting terlebih dahulu dan mengakhiri nama dan foto. Karena saya ingin penilaian dalam memili istri yang paling utama adalah dari profilnya bukan dari wajahnya. Saya takut langsung memutuskan tidak memilih seseorang karena wajahnya, padahal profilnya baik, tapi jika saya membaca dari profilnya terlebih dahulu, maka wajah, menjadi informasi pelengkap. Karena yang saya pahami wajah cantik akan menua, tapi kepribadian yang baik dan salihah akan menentramkan dan menumbuhkan kebijakan di keluarga.” Halaman 28.
Nah, setelah ku menuntaskan membaca, aku bisa mengambil hikmah bahwa ta’aruf bukanlah proses asal pemilihan pasangan. Melainkan salah satu cara untuk menyeleksi calon pasangan lewat tulisan-cv-. Jika dirasa cocok berlanjut pertemua hingga mengajukan beberapa pertanyaan dan pernikahan sesuai kesepakatan. Tapi proses ini juga melibatkan Allah didalamnya. Jadi wajar jika ada perantara antara 2 belah pihak demi tidak terjadi hal yang tak diinginkan.
Ok, itu dia review buku versi N. Kusarankan cocok sebagai salah satu referensi bacaan untuk siapa saja yang ingin mengetahui tentang ta’aruf. Bahkan bisa menjadikan dia sebagai kado kepada teman atau sanak saudara yang menganggap ta’aruf itu seperti membeli kucing dalam karung.
Dan kabarnya, buku milik Zayyin ini sedang dalam proses cetakan kedua setelah cetakan pertamanya sudah ludes tak sampai setahun. Bahkan ada lanjutan kisah setelah dia menikahi Atikah. Bagi yang penasaran dengan penulis atau tertarik sama si buku, bisa DM di instagram @zayyinachmad. Terima kasih.
Identitas buku:
Judul Buku : Ta’aruf (Ketika Hati Ingin Memiliki)
Nama Penulis : Zayyin Achmad
Tebal Halaman : 196 halaman
Tahun Terbit : April 2021
Penerbit : Sahaja
Penulis: N. Khana (anggota Blogger FLP)